Sabtu, 13 September 2014

Jadi, Untuk Siapa?



“Jadi, siapa yang sebenarnya kamu sukai? Kenapa kamu bisa menyukai banyak laki-laki?”
Pertanyaan dari seorang temanku itu membuat dahiku mengerut. Sejujurnya aku sendiri pun tidak mempunyai jawaban yang pasti atas pertanyaan yang dia beri. Aku pun sedikit bingung jika harus mengemukakan siapa yang sebenarnya aku sukai sekarang. Karena memang harus kuakui, banyak orang yang tengah kusukai sekarang.

Hah? Benarkah? Apakah kamu playgirl?

Tentu saja tidak. Yang aku maksud dengan menyukai banyak laki-laki disini merupakan perasaan suka yang tidak bersifat berharap atau ingin memiliki. Aku menyukai banyak laki-laki yang menurutku memiliki banyak daya tarik, dan hanya itu saja alasan yang membuatku suka pada mereka. Aku tidak menyimpan harap apapun, semua yang kurasa hanya perasaan cinta platonis semata.
Contohnya ketika aku mengatakan bahwa aku menyukai aktor-aktor Korea. Diantaranya Lee Dong Hae ‘SUJU’, Seo In Guk, Song Joong Ki, dan lain-lain. Misalnya lagi ketika aku ngefans berat dengan pemain sepak bola seperti Ricardo Kaka, Edin Dzeko, Sergio Aguero. Perasaan suka dan ngefans itu sama juga kurasakan pada tokoh dalam manga Jepang macam Detektif Conan dan Ichijou Raku. Apakah wajar jika aku menyukai mereka dan berharap mereka semua menjadi milikku? Apakah tidak wajar jika aku memiliki perasaan seperti ini?

Menurut pendapatku, antara suka, sayang dan cinta memiliki level yang berbeda, dan memiliki batas masing-masing. Ketika aku mengatakan bila menyukai suatu barang, aku melihatnya berdasarkan bentuk atau kegunaannya semata. Sama seperti saat aku menyukai seseorang, yang kurasakan hanyalah perasaan suka di mata saja. Aku suka rambutnya, aku suka matanya, aku suka caranya berbicara, aku suka senyumnya. Itulah suka.
Contoh lain ketika aku duduk di bangku SMK, aku menyukai adik kelasku yang jago basket ditambah atlet pencak silat pula. Jika melihatnya berada di lapangan baik untuk bermain basket atau latihan silat, aku akan bersorak kesenangan bahkan sampai melonjak kegirangan. Suatu saat aku mendapat kesempatan untuk berjabat tangan dengannya, saat itu aku merasa sangat beruntung. Namun ketika semua berlalu, aku tidak merasakan kegirangan itu lagi. Sesampainya dirumah aku mulai lupa dengan itu. Aku bahkan tidak memikirkannya sebelum tidur.
Lain halnya ketika aku merasakan sayang terhadap seseorang. Bukan hanya sekedar fisik yang kulihat, namun juga sikapnya terhadapku seperti apa. Jika dia selalu menanggapi ucapanku dan memberiku perhatian, aku akan tersentuh. Aku akan selalu senang bila dia ada didekatku, dan akan merasa rindu jika berjauhan. Namun disini perlu aku garis bawahi, rasa sayang biasanya jarang memendam harap. Sayang memang berada satu level diatas suka, namun sayang belum tentu cinta. Sayang bisa diberikan oleh banyak orang. Contohnya teman, sahabat, saudara, atau juga mantan kekasih.
Kenapa mantan kekasih? Ya, adalah perasaan yang wajar bila masih memendam perasaan pada mantan. Karena bagaimanapun juga mereka pernah ada dihati kita, pernah berbagi rasa, berbagi suka dan duka. Lagipula, untuk apa membenci mantan? Kurasa itu pemikiran yang konyol. Aneh kan, bila awalnya saling mengasihi, namun ketika putus saling memaki. Seakan tidak ingat jika pernah merasa saling memiliki dan menyayangi satu sama lain. Kenapa perasaan sayang yang dulu harus dihapus dengan kebencian? Terlalu disakiti? Bukankah maaf dan keikhlasan itu diciptakan untuk mendamaikan?
Dan selanjutnya cinta.. Cinta menurut versiku adalah perasaan dengan level tertinggi. Di dalam cinta terdapat banyak suka dan banyak sayang. Ditambah banyak harapan menumpuk, baik untuk melindungi juga untuk memiliki. Cinta adalah perasaan yang cenderung egois dan terkesan ‘gila’ untuk sebagian orang. Cinta adalah perasaan yang sulit untuk diungkapkan dengan kata, namun bisa dirasakan dengan kuat dalam diri kita. Cinta memiliki energi besar bagi yang merasakannya. Cinta hadir tanpa diminta, bahkan terkadang dimaki karena datang tak tepat waktu. Cinta tercipta untuk segala kebaikan, bukan hanya untuk sesama manusia, namun juga untuk semua makluk hidup di dunia. Ketika kita memberi cinta, makan akan dibalas oleh cinta juga. Asalkan kita beri dengan ikhlas, bukan semata-mata mencari simpati.
Namun untuk sebagian orang, cinta dirasa tidak pernah berpihak padanya. Untuk sebagian lain, cinta dirasa menyakitkan karena bertepuk sebelah tangan. Banyak cinta terpendam dikarenakan penyakit bernama gengsi.
Dan cinta ini kurasakan ketika aku mengenal orang itu. Dia adalah teman yang kujumpai di dunia maya. Meski kami belum pernah saling bertatap muka, namun kami sudah saling mengenal cukup lama. Awalnya aku hanya merasa suka karena wajahnya tampan dan sifatnya yang humoris. Perasaan suka berganti menjadi sayang ketika aku mulai merasakan perhatiannya padaku dan sikapnya yang begitu baik. Dan pada akhirnya cinta datang merasuki hatiku. Aku mengharapkannya, aku ingin memilikinya, aku ingin dia membalas perasaanku. Aku hanya mencintainya, laki-laki yang sekarang ada dalam hatiku hanyalah dia. Aku memikirkannya setiap malam, aku merindukannya jika dia tidak menghubungiku. Aku tersenyum lebar ketika dia menghubungiku duluan, dan aku merasa sedih ketika mengetahui bahwa hatinya bukan untuk aku. Meski begitu, hatiku tetap bertahan untuknya. Masih ada harapku untuk bisa memilikinya suatu saat. Ya, aku diam-diam aku masih memendam harapan.
Lalu bagaimana laki-laki lain yang masih sering kusebut namanya? Mantan kekasih, mantan calon kekasih? Aku memang terkadang memikirkannya bahkan masih merindukannya. Namun hanya sekedar itu, untuk segala harapan atau apapun itu, aku tidak lagi memilikinya.

Dan kini akhirnya aku sudah mempunyai jawaban atas pertanyaan temanku itu. Siapa yang sebenarnya ku sukai?
Jawabannya adalah banyak orang.
Namun ketika ditanya siapa seseorang yang aku cintai? Jawabannya tentulah hanya satu.

Dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar